Jumat, 28 November 2014

Bagaimana Mungkin Bisa Terjual...

By Edwin Bonardo | 7E8B389F

Hi Kawan-kawan apa kabarnya ?

Semoga sehat wal afiat dan sukses selalu ya aamiin..

Kali ini saya ingin menceritakan tentang kisah 3 orang yang berniat melamar kerja di perusahaan yang memproduksi sisir. Lowongan pekerjaan dilamar adalah sebagai tenaga pemasaran. Singkat cerita sang bos pemilik perusahaan tersebut mengadakan tes penjualan sebagai syarat diterima di perusahaan tersebut. Dan tak tanggung-tanggung Tes menjual sisir di sebuah tempat pemukiman para biksu.

Ke 3 pelamar kerja itupun sempat berpikir bagaimana mungkin bisa terjual sisir di tempat para biksu yang kepalanya gundul semua ?? dan akhirnya tes menjual pun dimulai.


Peserta pertama, dari hasil tesnya hanya mendapatkan satu penjualan itupun karena dia mengiba-ngiba kepada para biksu. dan ada satu biksu yang akhirnya membeli karena belas kasihan. Dan bos ya hanya berguman heem lumayan. Kita lihat 2 peserta lainnya ya apakah mereka bisa melebih penjualan mu?

Peserta kedua, dari hasil tes penjualannya mendapatkan 10 sisir. Dia berhasil menjual ke 10 turis yang datang ke tempat biksu namun karena angin begitu kencang sehingga rambutnya menjadi acak-acakan dan sisirpun yang ditawarkan peserta kedua pun langsung di beli oleh ke sepuluh turis yang berada di tempat biksu tersebut. Bosnya pun ngucapkan Greeat penjualanmu sangat bagus tapi kita tunggu peserta yang ketiga.

Branding itu apa sih?? : Manfaat Branding Klik ya

Peserta ketiga, dari hasil tes penjualan, dia mendapatkan 1000 sisir yang terjual (kenapa bisa banyak ya??). Ternyata dia bekerja sama dengan kepala biksu. Dan dia mengajukan agar sisir yang dia pasarkan ini sebagai cindera mata dari tempat para biksu yang disertai tanda tangan kepala biksu tersebut. Dan bisa ditebak akhirnya peserta ketiga yang di angkat sebagai tenaga penjual di perusahaan tersebut.


Memang ini cerita fiksi. Namun pembelajaran dari kisah tersebut adalah Tidak Ada Yang Tidak Mungkin. Oiya sebenarnya ada loh kisah nyata yang hampir mirip denga kisah diatas. Ini pengalaman penulis sendiri ketika mengikuti training kewirausahaan dengan tugas akhir menjual produk yang kita miliki tanpa membawa dompet, HP dan uang sama sekali. Dan kebetulan waktu itu produk yang dibawa 20 roti untuk masing-masing peserta. Dan disuruh menjual. Tentunya dulu saya tidak berbakat menjual sama sekali dan malu untuk keliling menawarkan roti di jalanan. Akhirnya mental block juga bagaimana mungkin bisa jualan kalo keliling jalan kaki.

artikel lainnya : 5 alasan kenapa tidak membeli

Teman-teman saya berjualan dengan berbagai cara ada yang memasang mimik sedih dan bilang pak tolong beli roti saya pak karena ini tugas kewirausahaan. Ada juga yang mengobralnya yang penting laku. Akhirnya saya punya ide kebetulan lokasi tempat kami berjualan dekat stasiun. Dan saya mulai nongkrong disana walaupun malu. Tapi saya mulai menawarkan bukan dengan cara yang biasa. Tapi dengan cara berdiri di dekat loket. Dan saya mulai ngomong  Pak / Ibu yang sudah punya tiket kereta api boleh beli roti ini seharga 2000 ada diskon khusus padahal harga yang dipatok 1000 lo dari tempatnya. Dan akhirnya dalam 10 menit roti tersebut ludes. Dan ketika kumpul dengan peserta lainnya dan saling menceritakan kisah-kisah dalam berjualan pada ketawa semua dan memuji ide yang saya lakukan alhamdulilLah. Ya itulah sedikit pengalaman saya dalam belajar berjualan semoga bermanfaat.

Bagaimana dengan ceritamu. yuk follow saya di twitter : @edwinbonardo dan Pin BB : 7E8B389F
InsyaAllah saya akan menfollow back dan senang mendengar cerita dari mu see you :)

wassalam
salam action




Tidak ada komentar:

Posting Komentar